Berbagi Cerita Dan Pengalaman Dengan Cinta

Waktu Menurut Mereka :


Bagi para pembisnis, waktu adalah uang. Hitungan hari, jam dan detik bagi mereka tak obahnya  mesin pembuat uang. Karna bagi mereka waktu seperti tetesan air hujan yang menguyur bumi dan menumbuhkan aneka ragam tumbuhan yang berwarna-warni, tentunya tumbuhan-tumbuhan itu akan menghasilkan uang.

Bagi para ilmuan, waktu tak lain dan tak bukan seperti  lorong waktu milik doraemon, yang dari lorong itu akan tampak berbagai penemuan yang siap merubah keadaan dunia, atau waktu bagi mereka seperti permainan puzle yang diotak-atik sedemikian rupa hingga membentuk warna-warna yang indah yang bisa dinikmati oleh siapa saja.

Beda antara pembisnis dan ilmuan, beda pula waktu bagi para petani, waktu bagi mereka seperti bom waktu yang siap meletus kapan saja, hati mereka selalu berjalan seperti jalannya detik ke detik, menit ke menit, dan jam ke jam, mereka selalu takut bom itu meledak ketika tanaman mereka belum siap menerima bom itu. Atau bagi mereka waktu adalah tiran, padanya mereka tunduk patuh. Kapan menanam, kapan menyiram, dan kapan memanen adalah titah  sang waktu yang sombong.

Kalo bagi politisi waktu adalah pisau bermata dua, disatu ketika mereka mendapatkan untung seuntung-untungnya dan dikesempatan yang lain waktu adalah polisi yang siap menjebloskan mereka kedalam sel lantaran telah korupsi sebanyak-banyaknya.

Bagi Pecinta, waktu seperti obat segala penyakit. Ketika mereka sedang dilanda badai asmara, hanya waktulah yang bisa mempertemukan dua hati menjadi satu. Dan ketika cinta mereka karam diterjang ombak yang dahsyat, hanya waktu jugalah yang bisa menyelamatkan mereka. Mereka mengatakan bahwa “"Time Heals Every Wound”.

Bagi sebagian temanku, waktu adalah pembohong ulung yang pintar bersilat lidah, dia bilang hari senin, eeeeh… pas hari H malah gak bisa… kasian amat temanku itu….

Tapi bagiku, waktu adalah gabungan dari kesemuanya, suatu ketika dia bisa menjadi mensin uang yang menyalurkan ribuan bahkan ratusan ribu ke kantong. Dilain waktu, dia berubah wujud menjadi seorang ilmuan yang menyulurkan ilmu-ilmu belum ku kenal dan belum kusentuh. Dan kadang dia menjadi tiran yang mengharuskanku untuk bertekuk lutut dihadapannya, pasrah dengan apa yang dia mau (aku benci padanya ketika dia seperti itu).

Untuk mu waktu, ku ucapkan 3 kalimat :
I Love You…
I Hate You…
I’m Waiting For You…
because you are my medication..

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More